Monday, August 8, 2011

Selamat Jalan Om Halba Rubis (Part 1)

Beberapa tahun kebelakang banyak sekali serial mengenai detektif, kepolisian dan tindak kriminal, seperti pembunuhan, terorisme, sindikat narkotika dan perdagangan manusia, pencucian uang, penyelundupan senjata dan masih banyak lagi. Dari serial tersebut, jalan ceritanya pasti adanya tindak kriminal, lalu pihak kepolisian/detektif harus melakukan penyelidikan mendalam untuk menemukan siapa dibalik kejahatan tersebut. Dari bukti-bukti yang ditemukan pasti dilakukan pengecekan ke database di dalam suatu system yang memuat data mengenai orang-orang yang masuk daftar hitam dan masih banyak lagi. Dengan sistem tersebut, memudahkan para penyidik untuk menggali informasi mengenai semua hal yang berkaitan untu penyelesaikan suatu kasus. Negara kita sendiri tidak luput dari beberapa kasus seperti yang telah saya sebutkan di atas. Bahkan yang melibatkan kejahatan lintas Negara.

Apakah kita pernah membayangkan, siapa yang sebenarnya berada dibalik penyelesaian masalah tersebut. Nah, sekarang saya ingin mengenalkan NCB Interpol Indonesia. Mungkin sebagai masyarakat hampir tidak pernah mendengar mengenai hal tersebut. Hal ini dimungkinkan karena Sekertariat (set.) NCB Interpol Indonesia sebagai unsur pelaksana staf khusus polri memang tidak bersentuhan lansung dengan masyarakat/publik layaknya satuan kerja lainnya.

Beginilah sejarah singkat dari NCB Interpol Indonesia, pada tahun 1952 Pemerintah Indonesia mengirim utusan sebagai peninjau pada Sidang Umum ICPO-lnterpol ke-21 di Stockholm, Swedia. ICPO-Interpol merupakan organisasi dunia yang menangani kejahatan internasional terorganisir yang berkantor pusat di Lyon, Perancis dan sekarang telah memiliki keanggotaaan yang terdiri dari 192 negara. Tahun 1954, Indonesia resmi diterima menjadi anggota ICPO-lnterpol. Pada periode 1952-195, tugas-tugas NCB Indonesia dilaksanakaan oleh Kantor Perdana Menteri Indonesia. Akhir tahun 1954, Pemerintah Republik Indonesia menunjuk Jawatan Kepolisian Negara sebagai NCB Indonesia untuk mewakili Pemerintah Indonesia dalam organisasi ICPO-lnterpol dan sebagai Kepala NCB Indonesia ditunjuk Kepala Kepolisian Negara. Tugas Set NCB-lnterpol Indonesia selain bertugas menyelenggarakan kerjasama/koordinasi melalui wadah ICPO-lnterpol dalam rangka mendukung upaya penanggulangan kejahatan internasional/transnational juga menyelenggarakan kerjasama internasional/ antar negara dalam rangka mendukung pengembangan Polri baik dalam bidang pendidikan, pelatihan maupun teknologi dan kegiatan "Peace keeping operation" di bawah bendera PBB. (Sumber : http://www.interpol.go.id/id/tentang-kami/profil). Set. National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia bagian dari kepolisian RI yang langsung mewakili pemerintah dalam mengatasi kejahatan transnasional dan bertugas sebagai fasilitator dan mediator bagi penyidik polri dalam pencegahan dan pengungkapan kasus-kasus yang saya sebutkan sebelumnya di atas. Visi NCB Interpol Indonesia sendiri adalah penanganan kejahatan transnasional dan internasional, misi damai, kemanusiaan dan pengembangan kapasitas Polri dan memberikan perlindungan dan pelayanan WNI di LN.
Kegiatan Set. NCB antara lain mengumpulkan dokumen-dokumen tentang penjahat, Mengirim bahan-bahan tersebut kepada NCB lainnya dan kepada Sekertariat Jendral Interpol di Lyon, Perancis, serta menjamin setiap penyelidikan polisi dan permohonan operasi dari NCB Negara lain dilaksanakan di Negara bersangkutan.


Kita bisa juga loh kalau ingin berkontribus untuk Set. NCB Interpol Indonesia dengan cara memberikan informasi kepada kepolisian di kewilayahan atau perwakilan polri di luar negri, apabila menemukan, mengetahui, atau mendapat informasi mengenai adanya tindak pidana internasional/transnasional yang melibatkan tersangka WNA/WNI yang sedang dicari. Informasi yang disampaikan oleh masyarakat tersebut akan seera dilaporkan ke NCB Interpol Indonesia untuk kemudian ditindaklanjuti penyidik.Contohnya adalah seperti kasus yang sedang marak yaitu Nunun Nurbaeti Darajatun, istri mantan Wakapolri sudah terpampang disitus Interpol dengan tuduhan fraud atau korupsi.

NCB Interpol Indonesia telah melakukan beberapa terobosan, antara lain dengan adanya sistem komunikasi kepolisian global 1-24/7. Penasaran dengan seperti apa sistem itu? Pasti kalian pernah menonton CSI, dimana para investigator dapat melakukan pencarian dan pengecekan data dengan akses langsung ke data base yang memuat data tentang teroris, pencarian orang, sidik jari, DNA, dokumen perjalanan yang hilang atau dicuri, kendaraan motor yang dicuri, benda seni yang dicuri, dll. Seperti itulah gambaran dari sistem komunikasi kepolisian global 1-24/7. Sistem ini terkoneksi ke instansi penegak hukum di 188 negara anggota ICPO-interpol untuk bebagi informasi krusial tentang kejahatan dan aktivitas kejahatan
Terobosan lainnya adalah ASEANAPOL Database System (e-ADS), suatu sistem database yang menghubungkan kepolisian dari Negara-negara anggota Asean dalam rangka kerja sama penanggulangan kejahatan internasional/transnasional. Dengan adanya sistem ini, pertukaran informasi tentang pelaku kejahatan yang beroperasi di kawasan ASEAN semakin meningkat. Dengan adanya sistem informasi yang tersentralisasi ini maka tentu saja akan memberikan kemudahan bagi para penegak keadilan di Indonesia untuk mengumpulkan suatu informasi terkait kejahatan tertentu.

Divisi hubungan internasional yang membawahi NCB Interpol Indonesia, dikepalai oleh sosok rendah hati dan bertanggung jawab, yaitu Almarhum Bapak Irjen.Pol. Drs. H.Halba Rubis Nugroho, MM. Pak Halba sebelumnya pun sempat menjabat sebagai Sekertaris NCB Interpol Indonesia(May 2008-May 2010).

Saya akan menceritakan sosok beliau dengan singkat. Beliau adalah pribadi yang rendah hati, tidak sombong, suka menolong dan tidak neko-neko, begitu penjelasan dari keponakannya, Putut Adiprasetyo.

Sesuai pengalaman saya, beliau adalah sosok yang pandai, bertanggung jawab dan berwibawa, rendah hati, ramah dan merakyat. Tidak pernah ada kesan sombong, gila hormat dan membangga-banggakan jabatan beliau. Pernah satu waktu saya berkunjung ke Balikpapan bersama Dewi yang merupakan putri pertama dari Pak Halba. Kami makan malam dengan Beliau. Kebetulan mobil yang kami tumpangi berbeda dengan mobil beliau dan entah kenapa mobil kami mogok. Otomatis, kami disuruh pindah. Dan yang mengejutkan saya adalah beliau memilih untuk duduk di depan dan kami berdua dibelakang. Dan ketika makan malam pun, beliau menyuruh bawahannya untuk makan bersama kami di satu meja. “Ayo-ayo sini ikut makan sama-sama. Ini mejanya digabung aja”, begitu katanya. Kesan rendah hati dan bersahabat saya sangat rasakan dari sosok beliau. Saya ingat sekali perjalanan saya ke hutan di Balikpapan, dari luar rimbun. Tetapi ketika saya mulai masuk ke dalamnya, terlihat lah bekas tebangan pohon dimana-mana. Dan anaehnya lagi, dibiarkan begitu saja. Apa susahnya sih menanam tumbukan pengganti. Lagi-lagi perasaan saya teriris karena ulah serakah manusia. Salah satu pencapaian Pak Halba semasa menjabat sebagai Kapolda Kalsel, beliau sempat menyelesaikan kasus illegal logging. Itu membuktikan bahwa beliau memiliki keprihatinan yang sama dengan kita rakyat Indonesia. Syukur, dengan jabatan yang beliau punya, beliau dapat melakukan yang terbaik.

Ketika menjabat sebagai Kapolda Kalsel pun, beliau bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat dan STHI HAS Banjarmasin, dimana untuk para Brigadir Polri yang baru lulus pendidikan dan telah menyelesaikan magang yang menempati peringkat seratus besar akan dikuliahkan di fakultas hukum. Bagi para Brigadir tersebut 50% biaya kuliah ditanggung oleh beliau. Jadi selama beliau menjabat, sudah 200 anggota Polri yang telah disekolahkan oleh beliau. Terlihat bahwa beliau adalah sosok yang mengedepankan pendidikan untuk kemajuan. Dimana ilmu adalah dasar dari seseorang untuk melakukan suatu hal yang lebih besar. Bukan hanya saya yang terkesan dengan pribadi beliau. Di setiap daerah atau departemen yang dipimpin oleh Bpk. Halba selalu menorehkan kesan mendalam di hati anggotanya. Dewi mengungkapkan bahwa ketika beliau menyelesaikan tugasnya di Semarang, beliau diarak oleh pasukan kuda sampai ke Bandara. Begitu juga yang terjadi ketika beliau di Banjarmasin menjabat sebagai Kapolda. Beliau sempat diangkat menjadi kepala suku Dayak pada masa menjabatnya.

Saya ingat cerita beliau, banyak tenaga ahli yang berasal dari Indonesia yang beliau temui di Luar Negeri. Mereka sangat hebat dan pandai. Banyak hasil penemuan yang ditemukan peneliti Indonesia. Yang membuat hati saya miris adalah menurut beliau, mereka lebih memilih untuk berkarya di negeri orang lain, karena mereka merasa lebih dihargai disana. Dan mungkin mereka akan menetap disana. Doa saya semoga cepat atau lambat, para Petinggi Negara ini akan mulai bisa menghargai rakyatnya dan tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi. Saya pun berandai-andai kapan ilmu menjadi senjata handal dalam memecahkan berbagai macam permasalahan yang ada, bukan dengan uang dan kekuasaan.

Selasa, 16 Mei 2011 sekitar pukul 6 sore, beliau berpulang ke Rahmatullah. Semua terjadi begitu cepat, beliau terkena serangan jantung ketika sedang berada di barbershop untuk cukur rambut. Jabatan terakkhir yang diemban beliau adalah kepala divisi Hubungan Internasional Polri. Dewi, putri beliau menceritakan “Papa itu kharismatik dan tegas, punya prinsip yang tidak bisa diganggu gugat, tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya, selalu bekerja dengan hati. Makanya dia tidak pernah bolos dan telat apel pagi walaupun misalnya jam satu pagi baru mendarat dari tugas di Luar Negeri”. Sungguh besar dedikasi beliau kepada keluarga dan Negara ini. Keluarga merasa sangat kehilangan akan sosok pemimpin keluarga yang mereka banggakan dan selalu mengedepankan kebahagiaan keluarganya, suami dan juga bapak dari empat orang anak ini meninggalkan kesedihan dan juga kesan mendalam. Sampai saatnya beliau harus berpulang dan kembali kepadanya, banyak sekali rekan dan petinggi yang datang dari Kepolisian dan juga rekan-rekan dari instansi pemerintahan maupun swasta.

Beginilah kisah cerita betapa hebatnya sosok Pak Halba ini, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Dengan jabatan atau amanah yang diemban, beliau berusaha sekuat tenaga untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik dan bukan sebaliknya. Beliau tidak pernah menggunakan jabatan untuk melakukan hal yang tidak seharusnya. Tidak satu dua orang yang terkesan akan pribadi beliau. Semua merasa kehilangan dan bersedih hati. Mungkin beliau bisa menjadi panutan bagi para petinggi dan pesohor di negeri ini. Bahwa jabatan adalah amanah dan jalan dimana kita sebagai manusia dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki dan memajukan lingkungan di sekitar kita. Jabatan adalah suatu wadah untuk kita melakukan banyak hal yang baik dan luar biasa. Dan kita sebagai generasi muda bisa menjadikan beliau sebagai contoh bahwa kita harus bekerja keras untuk kemajuan diri sendiri dan bangsa Indonesia tercinta. Jangan pernah lupa untuk terus belajar dan bekerja dengan hati, pasti hasilnya akan berdampak kepada diri sendiri dan orang banyak.

Selamat jalan Om Halba, semoga jasa dan apa yang telah kau bangun selama hidup bisa berguna bagi yang ditinggalkan dan masyarakat sekitar. Terima kasih atas semua curahan keringat dan pengabdian yang telah kau sumbangkan untuk membangun bangsa ini. Terima Kasih atas pelajaran singkat yang kau berikan dan contoh nyata akan sosok yang patut diteladani. Semoga arwahmu tenang disana…

No comments:

Post a Comment