Monday, August 8, 2011

Beralih ke Transportasi Umum - Commuter Line

Sudah hampir dua bulan saya beralih dari menggunakan mobil pribadi menjadi commuter line. Awalnya saya sempat bingung cara untuk naik kendaraan umum, apakah bahaya atau tidak. Tapi sudah bulat tekat saya, baiklah akhirnya saya berani mencoba.

Rute perjalanan saya adalah : Bintaro - Abdul Muis (Return). Selama bulan Juli metode yang saya gunakan untuk pulang pergi ke kantor adalah sebagai berikut :

1.06.30 Bintaro - Plaza Bappindo : Nebeng teman (Rp. 0)
2.07.30 Plaza Bappindo - Halte Monas : Naik Trans Jakarta (Rp.3.500)
3.07.50 Halte Monas - Abdul Muis (Kantor tercinta). saya berjalan kurang lebih 10 menitan. jadi jam 8.00 sudah sampai di kantor.

Abdul Muis - Bintaro
18.00 Abdul Muis - Tanah Abang : Pake angkot 08 (Rp.2.000)
18.30/18.40 Tanah Abang-St.Pdk Ranji : Commuter Line. Dulu awal-awal sempet sih saya menikmati kereta express. Tetapi di tengah jalan berubah jadi commuter line. Kenapa saya pilih yang jam segitu? Karena pada jam segitu adalah kondisi paling manusiawi dari commuter line. Kalau yang sebelumnya itu empet-empetan. (Rp.6.000)
19.00/19.10 Stasiun Pd Ranji-Bintaro Sek 3 : Jalan kaki. Tapi awal-awal saya suka naik ojek/kalau sedang lelah kakinya. (Rp.7.000)

Jadi total biaya sehari yang saya keluarkan untuk transportasi adalah Rp.11.500/Rp.18.500(ngojek). Total per bulan Rp. 287.500/Rp.462.500.

Selama bulan puasa, saya naik kereta juga berangkatnya. Jadi begini catatan pengeluaran saya :
6.20 Rumah - St. Pd. Ranji : Diantar
6.37 St. Pd. Ranji - St. Tanah Abang (Hampir tidak manusiawi. Empet2an. Susah Masuk. Saya pernah coba yang jam 7.00, hasilnya tidak bisa masuk. Sampai pintu sudah penuh orang berdesak-desakan) - Rp. 6.000
7.05 St. Tanah Abang - Abdul Muis : Angkot (Rp.2.000)
Begitu juga dengan pulang. Tapi bedanya dari St. pd Ranji ke Rumah , jalan kaki cukup sepuluh - lima belas menit saja. Lumayan olahraga gratis.
Jadi Total pengeluaran Rp.16.000 x 25 hari = Rp. 400.000 saja.

Coba kita bandingkan dengan biaya saya menggunakan mobil. Biasanya kalau saya pakai mobil, saya tinggal di prapanca. untuk memudahkan saya, daripada harus menyetir dari Bintaro. Kapan sampainya?
Biaya perminggu
Bensin Pertamax : Rp. 300.000 x 4 minggu = Rp. 1.200.000
Jocky : Rp. 15.000 x 25 hari = Rp. 375.000 - harus pilih pakai jocky pagi atau malam. Kalau mau dua-duanya berarti double biayanya.
Parkir : Rp. 7000x 25 hari = Rp. 175.000
Total : Rp. 1.750.000
Coba dicompare sama naik transportasi umum?? heh?

Memang si yah naik mobil itu nyaman, ga kepanasan, adem, bisa dengerin radio, bisa nyanyi-nyanyi, ga tergantung, ga harus buru-buru, bisa naroh barang apa ajah di dalam mobil. Jadi ga akan ada yang ketinggalan. Bandingkan dengan naik transportasi umum, Kita harus nenteng mungkin sampai 2 tas buat bawa ini itu. Terus kita yang harus menyamakan jadwal pulang dengan jadwal kereta. Atau ketika naik angkot, memang ga nyaman. Panas, tas harus dikekep (takut ada copet), harus siap dempet-dempetan sama orang lain, keringetan. Tapi ga bisa dibilang lebih capek juga sih kalau dibandingkan dengan naik mobil. Coba bayangkan, untuk pulang harus bawa jocky -waswas, atau mau tunggu sampai jam 3 in 1 selesai? Macet dimana-mana. secara kalau Abdul Muis ke Prapanca itu harus lewat Thamrin, Sudirman, Blok M. Itu segaris jalan ya macet. Dulu saya sempet 2 minggu sekali pasti pijat. karena ya itu capek. Tapi sekarang saya sudah jarang pijet, badan lebih segar (karena jalan kaki), terus bisa nabung 1.2 juta an. Lumayan kan :)

Ya semua itu ada plus dan minus. Saya berharap transportasi umum kita akan semakin membaik. Karena itu meringankan beban rakyat banget loh wahai Pemerintah. Waktu kami tidak terbuang berjam-jam dijalanan. Coba dilihat transportasi sekarang itu, sudah layak belum bagi kami. Kami hanya menunggu kapan transportasi umum aman dan nyaman bisa segera terealisasi..

beginilan curhat dari saya.. Anak Kereta :P




No comments:

Post a Comment