Tuesday, April 5, 2011

Detektif Cilik Belajar Menghargai Sesama

February 10, 2011

Maraknya aksi kekerasan yang dipicu oleh kebencian antar kelompok akhir-akhir ini tentu membuat kita semua sedih. Namun kita tidak boleh berdiam diri dan membiarkan para penyebar kebencian semakin merajalela.
Nah, program Berburu, melalui tema kedua yaitu menghargai diri sendiri dan orang lain, mencoba mengajarkan kepada generasi muda Indonesia bahwa menghargai perbedaan itu sangatlah penting.

Setelah usai mempelajari tema satu, menaati tata tertib, Sabtu kemarin para Detektif Cilik kembali bermain dan bernyanyi sembari mempraktekkan serunya hidup berdampingan.

Seperti biasa, program dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, yel-yel Berburu, dan dilanjutkan dengan senam Berburu, sebuah kegiatan yang paling disukai para Detektif Berburu Cilik karena mereka bisa bergerak dan berteriak lepas.

Setelah itu, Detektif Senior mengajak bermain. Seru banget loh permainannya. Jadi, beberapa pertanyaan seputar kepribadian dilemparkan di depan kelas. Detektif Cilik harus maju beberapa langkah ke depan apabila ada pernyataan yang sesuai dengan mereka.

“Ayo, siapa yang rambutnya keriting?” ujar salah satu Detektif Senior.

“Dia, dia, dia,” teriak para Detektif Cilik sembari menunjuk salah seorang teman mereka yang berambut keriting. Beberapa dari mereka terlihat tertawa melihat tingkah temannya, “si keriting,” yang malu karena menjadi pusat perhatian.

Ketika para Detektif Berburu Senior bertanya kenapa mereka mentertawakan temannya, dengan lugu mereka menjawab, “Habis lucu, rambutnya keriting kayak mie.”

Para Detektif Senior hanya bisa geleng-geleng dan tersenyum.

Tujuan dari permainan ini adalah agar para Detektif Cilik dapat menyadari bahwa begitu banyak perbedaan di sekitar mereka. Bukannya untuk dimusuhi, mereka diajarkan bahwa perbedaan adalah hal biasa yang justru harus dihargai.

Setelah bermain, kegiatan dilanjutkan ke bagian yang lebih serius yaitu pembahasan kasus. Detektif Cilik diminta untuk mendengarkan sebuah cerita berjudul Si Badu, seorang murid baru dari Ambon yang memiliki perbedaan fisik mencolok dibandingkan teman-temannya. Rambutnya kribo, kulitnya gelap, dan kalau memakai baju selalu kebesaran. Teman-teman selalu mengoloknya, mencemooh perbedaan yang ia miliki.

Para Detektif Cilik diminta untuk menganalisa contoh kasus tersebut secara berkelompok. Ada beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab, diantaranya seperti, “bagaimana cara kita menghargai Badu?” atau “Siapa yang pernah mengalami hal serupa?”

Diskusi kelompok berjalan dinamis, banyak yang terlihat aktif namun ada beberapa yang masih malu-malu.

Setelah diskusi selesai, setiap kelompok harus membacakan jawaban-jawaban yang mereka miliki di depan kelas.

Seperti yang sudah diprediksi oleh para Detektif Senior, jawaban mereka sangat beragam dan polos. Namun begitu, tampak bahwa mereka bisa memahami topik dan memberikan cara-cara yang baik untuk mengatasi permasalahan itu.

Banyak juga yang mengaku pernah mengalami pengalaman seperti si Badu. “Iya dulu aku sering banget diejek,” kata seorang Detektif Cilik dengan polosnya yang langsung mengundang tawa dari seluruh kelas.

Karena “solusi” datang dari mereka sendiri, melalui stimulan yang diberikan oleh Detektif Senior, diharapkan para Detektif Cilik bisa memberikan respon yang baik apabila dihadapkan dengan kasus serupa.

Tugas terakhir untuk Detektif Cilik disebut Guardian Angel.

Setiap Detektif Cilik diberikan satu amplop yang ditempel di karton besar. Lalu mereka mendapat satu nama teman, yang tidak boleh diketahui oleh siapa pun, dari undian.

Selama seminggu ke depan mereka disuruh untuk menulis rasa penghargaan kepada teman yang sudah mereka pilih.

Rasa penghargaan ini, ditulis di atas potongan-potongan karton yang sudah diberikan sebelumnya, dimasukkan ke dalam amplop milik mereka.

Para Detektif Cilik sangat antusias dengan permainan ini. Mereka terlihat berusaha mati-matian agar nama yang didapat tidak terlihat oleh temannya.

“Weeets, jangan lihat dong,” ujar salah satu Detektif Cilik kepada temannya sembari tersenyum lebar.

Sayang waktu terasa begitu cepat berlalu, program Berburu harus diselesaikan.

Setelah menyanyikan beberapa lagu daerah, para Detektif Cilik diminta untuk berdoa bersama. Tanpa disuruh, para Detektif Cilik berbaris untuk salim dengan Detektif Senior sebelum pulang.

Perasaan lelah bercampur senang dirasakan oleh kami, para Detektif Berburu Senior. Lelah, karena harus berlomba suara dengan para Detektif Cilik yang selalu penuh semangat. Tetapi ada rasa senang karena melihat tingkah laku mereka yang begitu polos.

Semoga kegiatan Berburu kali ini bisa diambil maknanya oleh para Detektif Cilik. Salam Berburu!

http://berburu.org/2011/02/10/belajar-menghargai-sesama/

No comments:

Post a Comment