Friday, January 3, 2014

Bermodalkan Bismillah, Saya melangkah dan memutuskan RESIGN

Hai.... sudah lama ga update blog ini. Pake bahasa Indonesia aja yah. Kelu ni udah lama ga nulis bahasa inggris. Jadi, beberapa waktu yang lalu aku sempet kan ngeluh akan kondisi di kantor yang lama. Dimana semua sudah tidak kondusif lagi untuk diri sendiri.

Datanglah kesempatan dari Ex Bos Baru disingkat EBB. hehehe.. Dia menawarkan aku untuk apply di kantor kakaknya. Dan saya terima lah kesempatan itu. Disaat saya memang sudah super duper muak dengan kondisi dan orang-orang yang saya ga suka itu. Dan hasilnya saya diterima. Saat itu juga saya BBM KTP (ex bos di perusahaan induk) "Pak, Saya mau resign, Saya sudah signed contract. Mulai tanggal 10 Juni 2013". Jawabannya hanya "Ok". Keputusan ini juga hasil diskusi dengan beberapa mentorku tersayang. Jadi tenang saja. Bukan keputusan semalam, dan bukan keputusan untuk melarikan diri.



Tahap selanjutanya bilang ke My ex Boss yang saya kurang seirama, dan dia kaget. Saya masuk ke group dimana dulu dia berada. Sudah tau lah setelah itu huru hara terjadi. Dipanggil sana sini. Ditanyain macam-macam. Intinya keputusan saya itu diambil atas dasar kesadaran saya sendiri, bukan karena bujuk rayu orang lain. Pertanyaan dan pernyataan macam apa coba yang keluar dari mulut orang-orang, ini rangkumannya :
Kategori yang tahu saya pindah kemana
1. Kenapa masuk group itu? Keluar mulut macan, masuk mulut harimau.
2. Yakin ke group itu? Bos yang sebelumnya kan dari group itu? yakin tabiat orang2nya ga sama aja?
3. Itu kan perusahaan kecil, paling kerjaan kamu cm nanganin deposito doang. Seruan jg disini.
4. Yakin ilmunya banyak? - keluar dari mulut bos sendiri
5. Disana ga sebesar disini, jadi ilmunya banyakan disini.
6. Apa yang bisa saya lakukan untuk buat kamu bertahan; keluar dari mulut bukan bos sendiri
7. Ada agenda apa kamu malah pindah ke group sana, sedangkan orang group sini ditaroh disini.
8. Good you decided. You decided for your own sake. In the end, company will decide for company's sake. Bisa kasih apa mereka ke elo.

Kategori yang antara tahu dan ga tau:
1. Wah akhirnya lo pindah juga, syukurlah.
2. Jangan pindah, Bertahan. Lo ga boleh kalah sama dia
3. Bagus lah lo dapet opportunity lebih besar
4. Yah Nan kok pindah sih, tega lo ninggalin kita-kita

Dipanggil Direksi, KTP sempat membuat goyah. I Adore KTP so much, that i almost could not or will not move on from this company. until it's collapse as long as he is my superior. Segitu cintanya itu...

berkecamuuuk kan dengeer kalimat- kalimat yang saling bertentangan dan bergesekan itu disaat lo harus decide keputusan antara go or no go... But i had decided to move on. Dimana waktu itu aku merasa sangaaaaaat bingung, tapi keinginan pindah itu bukan datang dari 1 dua hari, tetapi sudah berbulan-bulan mengamati keadaan dan kondisi perusahaan. Budaya perusahaan, Budaya pemimpinnya, perasaan yang dirasa, maupun ilmu yang didapat. Saya katakan juga waktu itu, saya sudah melaporkan hal-hal yang menurut saya tidak sesuai dengan value saya dan saya tidak mendapatkan knowledge baru malah di shut down. Diperbudak dan diperalat dengan cara iyuwh... Saya laporkan ke KTP, ke HRD, tapiii mana mereka... At that time F**k them all. Bisa kasih keputusan atau perubahan apa buat aku... NONE. NIHIL. Angry?? Yes i did.. Merasa jadi Korban? Yes I did. Mau bilang Sampah? Yes i Would. But instead of chose doing it all, i decided to GO!!! Ya.... GO!!!

I FIND MY WAY OUT ON MY OWN, YES I SEE MY WAY OUT. No one will help and no one could help. Saya selalu berprinsip "DEPEND ON YOURSELF IS THE ONLY WAY TO SURVIVE". Jadi saya ga butuh dipermainkan sama semua orang. Selama ini saya kerja untuk kepentingan diri saya sendiri, mengambil ilmu sebanyak-banyaknya untuk kemajuan diri sendiri, saya selalu berusaha terbaik untuk perusahaan tanpa mikirin rewards perusahaan apa. i dont care!!! I just want to be a better person each day.. 

Total saat itu bukan uang lebih besar yang mengiming-imingi saya atau jabatan yang lebih tinggi. Hanya keinginan untuk bekerja lebih baik, mencari ilmu lebih banyak, mendapatkan tauladan dari atasan, Melihat budaya yang lebih baik dan manusiawi. Dan kepercayaan kepada EBB. FYI, bos saya yang diperusahaan berikutnya itu adalah sahabat dekat EBB. Dan saya tahu betul seberapa pekerja keras EBB. Pasti dia bergaul dengan lingkungan yang mirip dan seirama. Saya yakin dalam hati, pasti saya dapat lingkungan lebih baik

Dan bermodalkan Bismillah, Saya melangkah dan memutuskan. We never know the future.. But that's the exciting part... We will find the surprises moment, new friendship, new knowledge, new You. So always be brave when you decide what's best for you.

Cheers,
Nanda




No comments:

Post a Comment